Senin, 10 Agustus 2015

Sejarah indonesia

Mengapa bangsa indonesia mudah dijajah bangsa lain ? Karena pada saat itu bangsa Indonesia mempunyai karakter mau dikuasai atau dijajah. Sangat sederhana memang tapi itulah yang membuat bangsa Eropa menjajah Indonesia. Malik Bin Nabi (pemikir orisinil setelah Ibnu Kholdun) mengatakan bahwa, “Karakter mendasar suatu negara bisa dijajah adalah negara tersebut mempunyai karakter layak untuk dijajah”.


Adapun pola penjajah menguasai jajahannya dua tipe, yaitu:


1.    Bangsa Indonesia meminta bantuan bangsa Eropa kemudian berhasil. Tahap selanjutnya adalah merasa hutang budi dan memberikan konsensi (imbalan) untuk bangsa Eropa.


Contoh


Kerajaan Mataram


Pada masa Amangkurat 1 sudah mengadakan kerjasama dengan VOC (perusahaan dagang Belanda). Pada saat itu ada banyak pemberontakan salah satunya adalah pemberontakan Trunojoyo. Raja Amangkurat 1 meminta bantuan kepada VOC untuk membantu menyelesaikan segala pemberontakan yang ada di Mataram saat itu. Perjuangan Mataram dibantu VOC berhasil dan pihak Matarampun merasa hutang budi dan Mataram memberikan konsesnsi kepada VOC. Pada tahun 1677 diberikan daerah Priangan Timur, pada tahun 1707 diberikan Priangan Barat. Tahun-tahun selanjutnya diberikan Pantai Utara, Semarang dan daerah-daerah lainnya sehingga kekuasaaan VOC semakin kuat dan mulai menjajah Indonesia.


2.   Orang dalam yang mengundang penjajah


Contoh


Andalusia dan Silsilia


Muslim masuk karena undangan dari petinggi kerajaan. Saat itu sedang ada konflik dikerajaan. Kemudian muslim menduduki daerah itu dan menguasai kerajaan itu

Bagaimana jika ir soekarno tidak memproklamasikan kemerdekaan indonesia? 
Jika ir. Soekarno tidak memproklamasikan kemerdekaan indonesia maka indonesia tidak merdeka pada tanggal 17 agustus dan lagu lagu tentang 17 agustus tidak akan ada dalam Indonesia  

Apakah indonesia sudah merdeka ? Kalau diartikan dalam harfiah memang sudah. Proklamasi kemerdekaan sudah diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Indonesia adalah negara dengan wilayah terbentang dari Sabang sampai Merauke.

Tetapi, apakah cukup sampai disitu saja tujuan para pejuang kemerdekaan memerdekakan kita? Jawabnya adalah tidak. Tujuan para pejuang perintis kemerdekaan dulu gak cuma untuk mendapat pengakuan tetapi juga ingin bahwa seluruh rakyat Indonesia hidup sejahtera damai lahir dan batin. Serta memperoleh perlakuan yang sejajar dimata hukum serta seluruh rakyat Indonesia mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang setinggi-tingginya.

Jikalau demikian tujuan para pejuang dan perintis kemerdekaan dulu, membandingkan dengan kondisi yang ada sekarang, Apakah kita sudah merdeka? Jawabnya adalah BELUM !!! Masih terlalu banyak kesenjangan di Masyarakat kita. Disana-sini masih banyak tindakan kesewenang-wenangan. Indonesia merdeka hanya bisa dirasakan oleh mereka para pengusaha kaya, pejabat tinggi dan mereka-mereka yang telah berhasil mengentaskan diri mereka sendiri ke taraf hidup sosial yang lebih baik. Tetapi kemerdekaan masih belum menyentuh rakyat jelata kawan!

Rakyat jelata Indonesia, yang masih hidup dibawah garis kemiskinan, yang masih menjadi mayoritas penduduk Indonesia. Belum lagi kekayaan negara yang hingga saat ini sampai anak cucu kita kelak dihisap habis-habisan oleh perusahaan-perusahaan Internasional, dihisap oleh Pengusaha konglomerat, tetapi imbal balik kepada Negara Indonesia hanya berupa pajak yang kemudian pajak itu dihabiskan untuk Subsidi BBM yang ujung-ujungnya dinikmati bukan oleh rakyat jelata dan dihabiskan untuk menggaji parlemen yang kinerjanya masih menjadi pertanyaan. Upah buruh yang rendah.
Sumber: http:/kompasianblogspot.com/
Referensi :http://maryonggai.blogspot.com/ 














Minggu, 09 Agustus 2015

Manusia beragama

terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup bersama. Manusia membutuhkan komunikasi dalam membentuk kelompok, karena melalui komunikasi orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh psikologis secara timbal balik. Manusia pada umumnya cenderung untuk memberikan keserasian dengan tindakan-tindakan orang lain dalam memberikan reaksi, karena sejak lahir manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu:
1.      Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (masyarakat)
2.      Keinginan intuk menjadi satu dengan suasana alam disekelilingnya.

Gejala sosial tersebut melahirkan Konflik antar umat beragam.Tindakan ini mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat pada manusia.yang dapat membuat perpecahan antar umat beragama dan dapat mengakibatkan korban jiwa yang diakibatkan karena kesenjangan sosial ekonomi. Konsekuensi logis dari kurangpendidikan, maka masyarakat asli Tolikara tidak bisa bersaing dalam bidang ekonomi. Akibatnya pendatang yang pada umumnya Muslim lebih menguasai ekonomi, sehingga terjadi kesenjangan ekonomi yang kemudian menghadirkan kecemburuan sosial. Hal tersebut menjadi salah satu pemicu konflik horizontal di Tolikara.

Konflik tersebut membuat sebuah Perubahan sosial yang terlalu cepat di dalam masyarakat sehingga terjadi disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai baru dan Perbedaan pendirian dan perasaan orang seorang makin tajam sehingga timbul bentrokan perseorangan.Perbedaan kebudayaan yang memengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Hal ini akan menimbulkan pertentangan kelompok dan Bentrokan antar kepentingan, baik perseorangan maupun kelompok, misalnya kepentingan ekonomi, sosial, politik, ketertiban, dan keamanan

Sumber :http://orang pintar.blogspot.com/
Referensi :http://maryonggai.blogspot.com/